“ Baduy ”
Baduy adalah suatu kelompok
masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten . Sebutan “Baduy”
merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat
tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan
mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang
berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy
dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri
lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes"
sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama
kampung mereka seperti Urang Cibeo.
Wilayah kanekes bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes,
Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar
40 km dari kota Rangkasbitung. Tidak heran bahasa yang mereka gunakan adalah
bahasa sunda dialek Sunda-Banten.
Mata pencaharian masyarakat Baduy adalah bertani dan menjual buah-buahan yang mereka dapatkan dari hutan. Selain itu Sebagai tanda kepatuhan/pengakuan kepada penguasa, masyarakat Kanekes secara rutin melaksanakan seba yang masih rutin diadakan setahun sekali dengan mengantarkan hasil bumi kepada penguasa setempat yaitu Gubernur Banten. Dari hal tersebut terciptanya interaksi yang erat antara masyarakat Baduy dan penduduk luar. Ketika pekerjaan mereka diladang tidak mencukupi, orang Baduy biasanya berkelana ke kota besar sekitar wilayah mereka dengan berjalan kaki, umumnya mereka berangkat dengan jumlah yang kecil antara 3 sampai 5 orang untuk mejual madu dan kerajinan tangan mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Perdagangan yang semula hanya dilakukan dengan barter kini sudah menggunakan mata uang rupiah. Orang baduy menjual hasil pertaniannya dan buah-buahan melalui para tengkulak. Mereka juga membeli kebutuhan hidup yang tidak diproduksi sendiri di pasar. Pasar bagi orang Kanekes terletak di luar wilayah Kanekes seperti pasar Kroya, Cibengkung, dan Ciboleger.
Mata pencaharian masyarakat Baduy adalah bertani dan menjual buah-buahan yang mereka dapatkan dari hutan. Selain itu Sebagai tanda kepatuhan/pengakuan kepada penguasa, masyarakat Kanekes secara rutin melaksanakan seba yang masih rutin diadakan setahun sekali dengan mengantarkan hasil bumi kepada penguasa setempat yaitu Gubernur Banten. Dari hal tersebut terciptanya interaksi yang erat antara masyarakat Baduy dan penduduk luar. Ketika pekerjaan mereka diladang tidak mencukupi, orang Baduy biasanya berkelana ke kota besar sekitar wilayah mereka dengan berjalan kaki, umumnya mereka berangkat dengan jumlah yang kecil antara 3 sampai 5 orang untuk mejual madu dan kerajinan tangan mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Perdagangan yang semula hanya dilakukan dengan barter kini sudah menggunakan mata uang rupiah. Orang baduy menjual hasil pertaniannya dan buah-buahan melalui para tengkulak. Mereka juga membeli kebutuhan hidup yang tidak diproduksi sendiri di pasar. Pasar bagi orang Kanekes terletak di luar wilayah Kanekes seperti pasar Kroya, Cibengkung, dan Ciboleger.
Kelompok-kelompok dalam masyarakat Kanekes
Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping, dan dangka. Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Baduy Dalam, yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik). Ciri khas Orang Baduy Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Kelompok masyarakat panamping adalah mereka yang dikenal sebagai Baduy Luar, yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Baduy Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya. Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam. Apabila Baduy Dalam dan Baduy Luar tinggal di wilayah Kanekes, maka "Baduy Dangka" tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam). Kampung Dangka tersebut berfungsi sebagai semacam buffer zone atas pengaruh dari luar.
Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping, dan dangka. Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Baduy Dalam, yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik). Ciri khas Orang Baduy Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Kelompok masyarakat panamping adalah mereka yang dikenal sebagai Baduy Luar, yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Baduy Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya. Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam. Apabila Baduy Dalam dan Baduy Luar tinggal di wilayah Kanekes, maka "Baduy Dangka" tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam). Kampung Dangka tersebut berfungsi sebagai semacam buffer zone atas pengaruh dari luar.
BADUY LUAR
Baduy Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah
Baduy Dalam. Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkanya warga Baduy Dalam
ke Baduy Luar. Pada dasarnya, peraturan yang ada di baduy luar dan baduy dalam
itu hampir sama, tetapi baduy luar lebih mengenal teknologi dibanding baduy
dalam.
Penyebab
warga Baduy masuk menjadi golongan Baduy Luar, adalah:
-
Mereka telah melanggar adat
masyarakat Baduy Dalam.
-
Berkeinginan untuk keluar dari Baduy
Dalam
-
Menikah dengan anggota Baduy Luar
Ciri-ciri
masyarakat:
Mereka telah
mengenal teknologi, seperti peralatan elektronik, meskipun penggunaannya tetap
merupakan larangan untuk setiap warga Baduy, termasuk warga Baduy Luar. Mereka
menggunakan peralatan tersebut dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak
ketahuan pengawas dari Baduy Dalam.
Proses
Pembangunan Rumah penduduk Baduy Luar telah menggunakan alat-alat bantu,
seperti gergaji, palu, paku, dll, yang sebelumnya dilarang oleh adat Baduy
Dalam.
Menggunakan
pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua (untuk laki-laki), yang
menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan pakaian modern seperti
kaos oblong dan celana jeans.
Menggunakan
peralatan rumah tangga modern, seperti kasur, bantal, piring & gelas kaca
& plastik.
Mereka
tinggal di luar wilayah Baduy Dalam.
BADUY DALAM
Baduy Dalam adalah bagian dari keseluruhan Suku Baduy. Tidak seperti Baduy Luar, warga Baduy Dalam masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang mereka.
Baduy Dalam adalah bagian dari keseluruhan Suku Baduy. Tidak seperti Baduy Luar, warga Baduy Dalam masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang mereka.
Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Baduy Dalam
antara lain:
Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana
transportasi
Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali
rumah sang Puun)
Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)
Menggunakan Kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian
yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian
modern.
Asal Usul Baduy
Menurut para penduduk baduy yang ada , mereka menganggap diri mereka adalah keturunan dari Batara Cikal , dimana
ceritanya satu diantara tujuh dewa atau batara yang diutus kebumi .Yang mana
masih dikaitkannya dengan dengan nabi Adam yang mereka anggap sebagai Nenek
moyang mereka yang pertama.Dalam kepercayaan mereka dimana Adam
beserta keturunannya , adalah asli dari warga Kanekes (baduy). Orang
baduy sering melakukan tugas seperti bertapa atau asketik (mandita) untuk
menjaga keharmonian dunia atau bersahabat dengan dunia.
Sekilas tentang yang ada dibaduy
Masyarakat
Baduy adalah kelompok masyarakat Sunda yang tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan
Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Sebutan lain masyarakat Baduy adalah urang rawayan
atau urang kanekes.
Pola
kehidupan masyarakat Baduy sangat ditentukan oleh aturan dan norma-norma yang
berperanan penting dalam proses kehidupan sosial mereka. Aturan dan norma itu
dijabarkan dalam suatu hukum adat, yang berperan sebagai alat pengayom bagi
seluruh warga sehingga mampu menggiring semua warganya kepada tertib hukum,
untuk mampu mematuhi hak dan kewajibannya sebagai orang asli baduy.
Perbedaan yang ada di
baduy
Suku baduy Terdapat dua perbedaan yaitu baduy dalam
dan baduy luar
Baduy dalam memiliki aturan seperti :
-
.Tidak boleh mengikuti arus modernisasi dan terus
mempertahankan kebudayaanya
- Pintu rumah
harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Pu'un atau ketua
adat)
- Cara berpakaian baduy dalamhanya menggunakan warna
hitam dan putih dan harus dibuat sendiri dengan cara menenun ataupun menjahit
sendiri tidak boleh menggunakan baju modern
Baduy luar : yang dimana masyarakat baduy luar Mereka
telah melanggar adat dan
akhirnya mereka di keluarkan dari komunitas keaslian
orang baduy itu sendiri
Ciri-ciri baduy luar
- Mereka sudah mengenal namanya teknologi ,seperti
alat-alat elektronik dan berbagai
macam
produk yang digunakan orang modern
- Rumah-rumah yang ada di baduy luar sudah berbeda
cara pembuatanya kalo di luar sudah
menggunakan
alat bantu yang dipakai untuk membangun rumah seperti gergaji,paku,palu
dan
alat bantu lainnya
- Cara berpakaian yang pria memakai hitam atau niru
tua yang berarti mereka tidak
suci,sedangkan
yang wanita berpakaian atasan hitam dan bawahan biru bercorak .
- Memakai peralatan rumah tangga seperti orang-orang
yang sudah modern
Sistem sosial yang ada di baduy
Kehidupan
sosialnya :
Kegiatan pemuda di baduy
Kegiatan yang dimana dilakukan
sekali sebulan atau seminggu sekali sesuai perintah
dari pimpinan daerah mereka Puun ataupun Jaro , para pemuda-pemudi bergotong
royong membersihkan kampung atau membantu memanen ataupun menjual hasil panen. Anak-anak
disana juga tidak ada yang bersekolah karena mereka memang mempunyai adat
seperti itu, dan bagi mereka “ lebih baik untuk menjadi orang yang baik dari
pada orang yang pintar” karena menurut mereka, orang pintar itu bisa aja
membodoh-bodohi orang. Tetapi mereka biasa mendapatkan nasihat-nasihat dari
orangtua mereka untuk terus hidup menjadi orang yang baik, dan itulah
pelajaran/ilmu yang mereka dapat juga.
Stuktur pimpinan yang
ada dibaduy
Desa kenekes dipimpin oleh seorang kepala desa yang
biasa disebut Jaro Pemerintahan, bernama Jaro Daenah (Ayah Daenah). Sebagai
seorang kepala desa Jaro Daenah sangat dihormati dan disegani oleh warga desa.
laki-laki asli Baduy yang tinggal di Kampung Kadutketug (Baduy Luar) ini
memiliki postur tubuh tinggi besar, kekar dan tampak gagah dengan kumis tebal
menempel di atas bibir. Bentuk dan ukuran rumah dari warga biasa, rumah seorang
jaro, rumah seorang puun, maupun rumah seorang yang kaya. Bentuk dan ukurannya
tetap sama. Yang membedakan rumah milik warga biasa dengan milik seorang puun
atau jaro, ialah lokasi dan bentuk kepundan rumah. Meskipun Baduy dalam dan
Baduy Luar dipisahkan oleh sedikit cara mereka hidup, tetapi dalam keyakinan
dan adat tetap masyarakat baduy dalam lah sebagai sumber keyakinan, kepercayaan
dan adat bagi seluruh masyarakat baduy. Seorang puun (orang yang dituakan dan
yang dipercaya sebagai pemimpin) hanya ada di Baduy Dalam (Cibeo, Cikeusik, dan
Cikartawana). Ketiga puun menjadi tempat bertanya, berlindung da penentu
keputusan adat, sekaligus sebagai guru spiritual yang dihormati dan disegani
bagi seluruh warga Baduy Dalam maupun Baduy Luar.
Pekerjaan
yang dilakukan oleh orang-orang baduy
1. Para
wanita bekerja menenun yang dimana hasil tenunanya itu di hargai perbulan
seharga Rp.50.000 satu potong selain
itu mereka juga Mereka menjual hasil pekerjaan tangan mereka ke pasar
ciboleger, seperti kain yang biasa digunakan untuk pengikat kepala bagi pria,
dan juga kain yang biasa dipakai bagi para wanita disana.
2. Orang
baduy juga berdagang mereka menjual berbagai makanan ringan dan berbagai souvenir yang mereka buat
dijual kepada penggunjung yang datang kebaduy luar.
3. Bercocok
tanam para warga setempat bercocok tanam untuk kebutuhan pokok makanan mereka
sehari seperti buah-buahan dan sayur-sayuran
4. Orang
baduy juga berladang mereka berladang menanam padi
5. Yang
terakhir adalah orang baduy beternak ayam karna diantara banyak binatang yang
bisa diternak hanya ayam yang diperbolehkan dimakan.
Tradisi
yang dipunya orangbaduy
1. Orang
baduy mempunyai kebiasaan seperti mereka mulai bekerja disaat matahari terbit
dan mereka mulai berhenti bekerja disaat matahari mulai terbenam
2. Orang
baduy mempunyai tradisi berjalan kaki tanpa menggunakan alat transportasi
3. Orang
baduy terbiasa tanpa penerang atau listrik dimalam hari
4. Lalu
orang baduy terbiasa menggunakan golok kemanapun mereka pergi karena bila
mereka membawa golok banyak manfaat yang mereka gunakan dalam perjalan menuju
suatu tempat , perbedaanya golok yangdibawa laki-laki dan perempuan adalah kalo
laki-laki hanya membawa satu golok sedangkan wanita membawa dua golok yang
dimana golok keduanya berbeda manfaatnya yang satu digunakan dalam berladang
ataupun bercocok tanam dan yang satu lagi sebagai alat pelindung diri mereka
bila terjadi bahaya yang terjadi.
5. Para
wanita menenun dan menumbuk padi yang dimana padi sudah matang dan siap untuk
dipanen.
6. Lalu
tradisi berpakaian cara berpakaian baduy luar dan baduy dalam mempunyai
perbedaan , baduy dalam menggunakan pakaian berwarna putih-putih atau putih
hitam dan beikat kepala berwarna putih dan pakaian tersebut hanya boleh dibuat
oleh orang baduy asli mau ditenun ataupun dijahit sendiri tanpa menggunakan
alat moderenisasi . Cara pakaian orang baduy luar yaitu menggunakan warna
hitam-hitam atau biru dan berikat kepala biru bercorak yang artinya mereka
sudah tidak suci lagi sedangkan yang perempuan menggunakan atasan hitam dan
bawahan biru bercorak.
Agama
Agama
yang dianut oleh orang baduy adalah sunda wiwitan
Makanan khas
baduy
Baduy
tidak memiliki makanan khas namun baduy memiliki ciri khas sendiri dalam memasak
mereka mengandal makanan pokok mereka seperti ikan asin , kacang panjang, daud
singkong , dan nasi seperti halnya yang kita makan.
Pendidikan yang
ada di baduy
Orang
di baduy luar dan dalam tidak mendapatkan pendidikan sama sekali,apabila orang
baduy yang dapat berbicara bahasa indonesia mereka belajar sendiri secara
otodidak.
Tumbuhan yang
terdapat di baduy
Dibaduy
banyak sekali tumbuhan yang bermanfaat misalnya seperti tumbuh-tumbuhan obat
seperti kencur, kunyit dan tamanan obat
yang bermanfaat bagi orang-orang baduy.
Buah-buhan
yang ada seperti : duku , durian , pisang , pepaya , kelapa dan tomat. Sayur-sayuran yang disana seperti : daun singkong , kacang panjang , dan sawi.
Hewan
yang terdapat di baduy
Hewan
yang dapat dipelihara yang kami temui dibaduy adalah anjing , kucing dan ayam .
di sana juga banyak sekali cacing cacing besar .
orang
baduy hanya boleh memakan daging ayam saja sehingga
mereka rata rata banyak sekali yang memelihara ayam .
Membuat rumah di
tanah baduy
-
Jarak antar
rumah warga sangat berdekatan dan dipatokkan antara 5-10 meter bahkan kurang,
lalu bila ada penduduk baduy yang meninggal dunia , tanah yang dijadikan
kuburan boleh dijadikan rumah namun tidak boleh jadikan tempat tinggal.
-
Tanda putih pada setiap pintu rumah warga
dibaduy menandakan sebagai tanda anti penangkal terhadap apa
yg tdk diinginkan terjadi pada keluarga mereka
untuk sebagai pelindung mereka didalam rumah.
Nama : Arta Damaiyani
Louisa Bernadetha
Kevin
Rika Aprilia
Reneleginov
Wednesdy Roulina
No comments:
Post a Comment